Terlihat Sama, tapi Beda. Pakaian Adat Ponorogo dan Madura
Sejarah
Sering berkunjunganya penguasa Sumenep Arya Panoleh ke tempat kakaknya Batara Katong Berkuasa di Ponorogo untuk bersilatuhaim, Batara Katong dan Arya Panoleh adalah anak dari Raja Majapahit Brawijaya V yang diberi untuk tugas memimpin tiap-tiap kota . Saat di Ponorogo, rombongan dari Sumenep di sambut dengan persembahan reyog dan atraksi memukau yang dilakukan oleh orang-orang berpakaian hitam. Dari sinilah awal mulanya Selompret pada gamelan reyog dikenal oleh rombongan Sumenep dengan nama Saronen.
Sering berkunjunganya penguasa Sumenep Arya Panoleh ke tempat kakaknya Batara Katong Berkuasa di Ponorogo untuk bersilatuhaim, Batara Katong dan Arya Panoleh adalah anak dari Raja Majapahit Brawijaya V yang diberi untuk tugas memimpin tiap-tiap kota . Saat di Ponorogo, rombongan dari Sumenep di sambut dengan persembahan reyog dan atraksi memukau yang dilakukan oleh orang-orang berpakaian hitam. Dari sinilah awal mulanya Selompret pada gamelan reyog dikenal oleh rombongan Sumenep dengan nama Saronen.
Selain gamelan reyog yang di terapkan di Sumenep, juga pakaian warok serba hitam dengan kaos bergaris-garris, makanan seperti Sate yang awalnya dari tuduk lidi dan angklung yang hanya dapat di temukan di sumenep saja di dataran madura. Dengan begitu, Sumenep yang merupakan kiblat orang madura, budaya dari Ponorogo yang di terapkan di Sumenep mulai menyebar ke seluruh Madura. Tetapi bagaimanapun juga setelah di terapkan di Madura, masih terdapat perbedaan anatara budaya dari tanah budaya Ponorogo dengan budaya madura.
Perbedaan pakaian adat suku Madura dan adat Ponoragan.
- Ikat kepala Madura bernama odeng dengan penggunaanya rambut dapat dilihat, saat ini juga menggunakan balngkon khas jawa timuran dengan dibuat kain batik merah madura.
- Ponorogo bernama udeng warna hitam dengan motif melati gandheng yang memiliki puluhan jenis model udeng yang nyentrik.
- Pakaian atasan Madura bernama pesak berwarna hitam dengan kain tipis, seperti pangsi betawi/pansi sunda.
- Pakaian atasan ponorogo bernama penadon berwarna hitam dengan kain tebal serta memiliki model fashion yang khas seperti adanya kain warna merah pada dalamnya (biasanya dilipat keluar), pada punggung terdapat lipatan kain (juga di terapkan di seragam bela diri keilmuan Setia Hati), dan kain depan belakang tidak saling terhubung, melainkan terdapat tambahan kain yang menyebabkan penggunanya telihat ramping apabila dikancingkan. (saat ini juga di terapkan pada pesak madura beberapa tahun lalu)
Disisi itu, orang ponorogo terutama warok yang ringan tangan kerap melinting kain/mennyingsingkan sebagai identitas ponorogo, bahkan menyingsingkan lengan juga di terapkan di TNI dan Polri sebagai simbol pelayanan masyarakat. - Kaos bergaris Madura bernama loreng dengan warna merah putih atau hitam putih.
- Ponorogo bernama lorek dengan warna merah putih, hitam putih dan merah hitam. untuk pembeda, sejak terjadinya krismon pemerintah ponorogo memberi gambar reog sebagai pembeda dengan madura.
- Sabuk ikat pinggang Madura bernama sabuk haji berwarna hijau terbuat dari kain, juga biasa dipakai pendekar betawi dan sunda.
- Ponorogo bernama sabuk othok, umumnya berwarna hitam terbuat dari kulit asli hewan, tetapi ada juga dari kulit harimau.
- Celana Madura bernama komboran berwarna hitam dengan panjang sepertiga atau lebih panjang.
- Ponorogo bernama kombor berwarna hitam dengan garis warna merah di dalamya apabila di lipat dan lebih longgar.
- Batik Madura menggunakan batik jawa parang atau batik motif bunga madura warna merah.
- Ponorogo menggunakan batik irengan (lebih banyak warna hitamnya)
Untuk Ponorogo masih menggunakan sebuah tali kolor besar yang merupakan senjata andalan warok, tidak melukai kulit secara serius tetapi melukai organ dalam tubuh. tidak lebih seperti yang dipakai boneka manekin di TMII anjungan Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar